Bulan Agustus, bulan Kemerdekaan,
bulan yang penuh perayaan sekaligus awal dari banyak momen tahunan. Diantaranya
seperti tahun baru ajaran yang disana-sini penuh tagihan dan bahkan awal bayar kos
kontrakan. Kalau untuk mahasiswa, yang terakhir itu yang menyebalkan karena
menambah penderitaan di tanah perantauan.
Karena bulan Agustus menjadi awal
tahun ajaran perkuliahan itulah makanya bulan Agustus juga menjadi bulan ospek
kampus. Ospek? Iya ospek, kegiatan yang katanya dikonsep untuk memperkenalkan
kehidupan kampus ke mahasiswa baru alias maba itu tuh. Meskipun pada prakteknya
tak jarang yang dimanfaatkan untuk tebar pesona dan ajang balas dendam. Ih kok
seram? Tapi itu dulu kok. Kalau sekarang masih ada yang seram, itu hanya
beberapa saja di kampus tertentu. Jadi bagi kalian yang maba tak perlu
khawatir.
Jujur, ospek itu saat “dilakoni”
memang terasa menyebalkan, menjengkelkan dan melelahkan. Namun percayalah, jika
sudah dilewati dan menjadi kenangan, dijamin akan berkesan seumur hidup, Bahkan
saat suntuk bisa jadi bahan hiburan. Hidup terasa lebih hidup begitulah, tidak “lempeng”
saja seperti papan gilasan karena tak ada pengalaman.
Nah, untuk adik-adik maba, agar
ada sedikit gambaran tentang ospek itu seperti apa, aku beri cerita tentang
ospek angkatanku tahun 2005 dulu di Bastra Universitas Brawijaya.